Rabu, 17 Juni 2009

Jerit lapangan bola

Jejakku nyaris hilang
Terkubur alang-alang
Batasku telah kabur
Hilang Tanpa lajur
Hanya tonggak kayu tua berdiri merana
dulu dia kokoh menantang bola

Duhai...
Kemana jaringku?
Sudah matikah dia?
atau reinkarnasi jadi jaring laba-laba?

Aku rindu
hentak sepatu
aku rindu
tetesan peluh
Rindu jua jerit kecewa
Apalagi sorak tawa
RINDU!!!
Hingga kelu...

Teriakku tanpa suara
Hanya bisa dirasa
orang berindera hati
bukan mata...

**Puisi ini terinspirasi dari lapangan bola skul daku